Secara politis keadaan Indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu mapan karena masih ada kekuatan asing yang tidak rela kalau Indonesia merdeka. Di samping menghadapi kekuatan Jepang, bangsa Indonesia harus berhadapan dengan tentara Inggris atas nama Sekutu, dan juga NICA (Belanda) yang berhasil datang kembali ke Indonesia dengan membonceng Sekutu.
C. Kedatangan Sekutu
Penyerahan Jepang kepada Sekutu tanpa syarat tanggal 14 Agustus 1945 membuat analogi bahwa Sekutu memiliki hak atas kekuasaan Jepang di berbagai wilayah. Bagi Sekutu dan Belanda, Indonesia dalam masa vacuum of power atau kekosongan pemerintahan. Karena itu, logika Belanda adalah kembali berkuasa atas Indonesia seperti sebelum Indonesia direbut Jepang.
Faktanya, rakyat Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sekutu masuk ke Indonesia melalui beberapa pintu wilayah Indonesia terutama daerah yang merupakan pusat pemerintahan pendudukan Jepang seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Setelah PD II, terjadi perundingan Belanda dengan Inggris di London yang menghasilkan Civil Affairs Agreement. Isinya tentang pengaturan penyerahan kembali Indonesia dari pihak Inggris kepada Belanda, khusus yang menyangkut daerah Sumatra, sebagai daerah yang berada di bawah pengawasan SEAC (South East Asia Command). Di dalam perundingan itu dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut.
A. Kondisi Ekonomi Indonesia Pada Awal Kemerdekaan
Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal berdirinya Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Latar belakang keadaan yang kacau tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut. Pertama, Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik, dimana belum ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.
Kedua, sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur ekonomi keuangan yang mantap. Ketiga, sepeninggal pemerintah pendudukan Jepang dimana ekonomi saat pendudukan Jepang memang sudah buruk akibat pengeluaran pembiayaan perang Jepang. Membuat pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari keterpurukan.
Keempat, kondisi keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya pergantian kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi. Kelima, politik keuangan yang berlaku di Indonesia dibuat di negara Belanda guna menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan ekonomi nasional, dan Keenam, Belanda masih tetap tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia dan masih terus melakukan pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia pada waktu itu adalah sebagai berikut.
- Terjadi Inflasi yang sangat tinggi yang disebabakan karena beredarnya mata uang Jepang di masyarakat yang mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa, Selain itu beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari bank-bank yang jumlahnya mencapai 2,3 milyar. Repubik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga pemerintah tidak dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang tidak berlaku. Keadaan tersebut diperparah dengan diberlakukannya uang NICA di daerah yang diduduki sekutu pada tanggal 6 Maret 1946 oleh Panglima AFNEI yang baru yaitu Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford.
- Adanya blokade ekonomi dari Belanda dengan menutup (memblokir) pintu keluar masuk perdagangan Indonesia terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan penting. Blokade ini dilakukan mulai bulan November 1945.
- Kekosongan kas Negara karena pajak dan bea masuk lainnya belum ada sementara pengeluaran negara semakin bertambah. Penghasilan pemerintah hanya bergantung kepada produksi pertanian.
B. Keadaan Sosial Indonesia Awal Kemerdekaan
Keadaan sosial pada waktu awal kemerdekaan Indonesia juga masih kacau. Pada awal kemerdekaan Indonesia, Belanda datang kembali sehingga di beberapa daerah seperti Jogjakarta, Aceh, Surabaya, dan daerah lain.
Bangsa Indonesia dengan sekuat tenaga melakukan perlawanan guna tetap menegakkkan kemerdekaan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Musuh dari luar yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan adalah pasukan Jepang dan Sekutu. Untuk menghimpun kekuuatan maka para pemuda segera membentuk badan-badan perjuangan.
C. Kedatangan Sekutu
Penyerahan Jepang kepada Sekutu tanpa syarat tanggal 14 Agustus 1945 membuat analogi bahwa Sekutu memiliki hak atas kekuasaan Jepang di berbagai wilayah. Bagi Sekutu dan Belanda, Indonesia dalam masa vacuum of power atau kekosongan pemerintahan. Karena itu, logika Belanda adalah kembali berkuasa atas Indonesia seperti sebelum Indonesia direbut Jepang.
Faktanya, rakyat Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sekutu masuk ke Indonesia melalui beberapa pintu wilayah Indonesia terutama daerah yang merupakan pusat pemerintahan pendudukan Jepang seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Setelah PD II, terjadi perundingan Belanda dengan Inggris di London yang menghasilkan Civil Affairs Agreement. Isinya tentang pengaturan penyerahan kembali Indonesia dari pihak Inggris kepada Belanda, khusus yang menyangkut daerah Sumatra, sebagai daerah yang berada di bawah pengawasan SEAC (South East Asia Command). Di dalam perundingan itu dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut.
- Fase pertama, tentara Sekutu akan mengadakan operasi militer untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
- Fase kedua, setelah keadaan normal, pejabat-pejabat NICA akan mengambil alih tanggung jawab koloni itu dari pihak Inggris yang mewakili Sekutu.
Komando Pertahan Sekutu di Asia Tenggara bernama South East Asia Commanded (SEAC), dibawah komando Laksamana Lord Louis Mountbatten berpusat di Singapura segera membentuk divisi (kesatuan militer yang besar, biasanya lengkap dengan peralatannya) untuk mengambil alih Indonesia.
Divisi yang dibentuk SEAC diberi nama Allied Forces Nederlands East Indies (AFNEI). Bertugas untuk mengambil alih Indonesia dari tangan Jepang. AFNEI dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Tugas AFNEI diantaranya:
- Menerima penyerahan dari tangan Jepang.
- Membebaskan para tawanan perang sekutu.
- Melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka.
- Menjaga keamanan dan ketertiban.
- Menghimpun keterangan guna menyelidiki pihak-pihak yang dianggap sebagai penjahat perang.
D. Merdeka atau Mati!
Kedatangan Sekutu di Indonesia menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat Indonesia. Apalagi dengan memboncengnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Hal ini mengakibatkan berbagai upaya penentangan dan perlawanan dari masyarakat.
Perjuangan rakyat Semarang dalam melawan tentara Jepang | |
---|---|
Waktu | 15 Oktober 1945 sampai dengan tanggal 20 Oktober 1945 |
Ringkasan |
|
Pengambilalihan kekuasaan Jepang di Yogyakarta | |
Waktu | 26 September 1945 - & Oktober 1945 |
Ringkasan |
|
Pertempuran Surabaya | |
Waktu | 10 Nopember 1945 |
Ringkasan |
|
Pertempuran Palagan Ambarawa | |
Waktu | 29 November dan berakhir pada 15 Desember 1945 |
Ringkasan |
|
Pertempuran Medan Area | |
Waktu | 13 Oktober1945 – 1947 |
Ringkasan |
|
Bandung Lautan Api | |
Waktu | 23 Maret 1946 |
Ringkasan |
|
Berita Proklamasi di Sulawesi | |
Waktu | - |
Ringkasan |
|
Operasi Lintas Laut Banyuwangi – Bali | |
Waktu | - |
Ringkasan |
|
Dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menandakan berdirinya sebuah bangsa baru yang tentunya pada saat itu masih harus mendapat pengakuan dari bangsa lain, agar status menjadi bangsa yang merdeka betul-betul sah. Seiring perjalanannya pemerintahan awal tersebut yang ingin mendapat pengakuan tersebut, gejolak-gejolak yang terjadi seperti gejolak Ekonomi, Sosial, dan Ekonomi terjadi, namun dengan berbagai usaha bersama walaupun dalam internalnya saja terjadi perpecahan, berbagai gejolak tersebut dapat diatasi.